Percakapan season pertama. Di atas motor, di jalan menuju Bantul, Yogyakarta pada malam minggu yang ramai menjelang maulid Nabi.
Mayasitha; Pak, kok Maya ga pake helm, kita ga ditangkep-tangkep sama Pak Polisi?
Pimred; Kamu item sih, May, makanya ga keliatan!
____
Percakapan season kedua, terjadi di alun-alun selatan Yogyakarta saat melewati pohon beringin kembar, dimana mitos setempat mengatakan; apabila berhasil melewatinya, maka apa yang benar-benar kita inginkan akan terwujud.
Percobaan I
Pimred; May, coba buka tutup matamu!
Percobaan II
Pimred; May, kamu kemana heh?
Mayasitha; Hah, perasaan Maya sudah jalan lurus-lurus aja.
Pimred; Berarti kamu sering ditipu yah sama perasaan sendiri, makanya jomblo.
Mayasitha; Jadi, ayo coba lagi, Maya penasaran kayaknya ada sesuatunya gitu.
Percobaan III
Pimred; Yak, yak, abis ini ketemu jodoh nikah dah kamu!
Akhirnya cape
Pimred; Apa keinginanmu tadi pas berhasil ngelewatin?
Mayasitha; Ngga ada, ga menyerah karena penasaran aja, abis kayak yang ada sesuatu gitu. Sama kayak pas aku ke Brodobudur pas nyentuh Budha. Ngga ada aja, cuma seneng aja.
Pimred; Lah, emang boleh naik ke stupa?
Mayasitha; Ngga boleh, tapi tadi kan ceritanya Maya khilaf, dua kali malah dan kepegang semua.
Pimred; Duh kah.
Mayasitha; Alam semesta Yogyakarta dan Budha Brobudur punya utang mewujudkan permintaanku, dengan total tiga permintaan.
Pimred; Bagaimana bisa?
Mayasitha; Ya, karena aku berhasil melewati beringin kembar, dan dua kali berhasil memegang stupa Budha dalam candi.
Pimred; Apa kamu percaya?
Mayasitha; Ya, aku percaya Tuhan!
So guys, few days ago, me and my roommate watched Easy A starring by Emma Stone. We late but we did. And really, this movie was so me. How could? Oke, lemme say:
Firstly, i am invisible. No, doesnt mean i am a ghost. Well, i am nerd, odd, weird and little geek, i am quite fat, and i have black skin. Just not like a stereotype of wocowo indonesaah yang their type like korean drama stars.
Secondly, it changed since i broke up with my last ex-boy. Well, i rejected his purpose to marry him, and it made him SO heartache. I dunno what rumors he shared to my family, my friends. I dunno what rumors he shared to people. But it already quite enough made me looks like as slutty fucking bitch.
Thirdly, i cried in my room all day long for few month.
Fourthly, i decided to went out and started travelled around. I swear it works.
Fifthly, when you met someone who change your life. I am not really sure he changed me, but so far, he made me become me, a real me. He realized me that i deserve best, so i just have to love my own self
And last, what i have done with all the rumors? I remembered one of quotes i love in Zootopia movie: "That if the world’s only going to see a fox as shifty and untrustworthy, there’s no point in being anything else". So, if the world see Mayasitha as a slutty fucking bitch, why i should prove that am not? Kenapa aku musti cape untuk mereka? I dont wanna runaway anymore, i have to face the rumors. Then, i cut my hair, i bought me clothes, i coloring my hair, i bought me new lipstik, i made me happy as i am, and here i am.
Pernah suatu kejadian, waktu itu, ada seorang teman, a boy and he said, mungkin dia cukup kaget dengan perubahanku yang lebih show off. Isi conversationnya begini
Boy; May, kamu kok berubah sekarang?
M; Apanya?
Boy; Seksi banget kamu sekarang?
M; Kenapa? Kamu sange?
Boy; Nggalah, aku tuh ya levelnya yang mahalan bukan murahan.
M; Oh ya? Aku murahan tapi teteap aja ya kamu ga mampu!
Seantero wocowo yang ada di sana saat itu langsung noleh dan terhenyak ke arahku.
So, what the conclusion about? I just wanna say; love yourself. Kalau bukan kamu yang mencintai, melindungi, membela diri kamu sendiri, lalu siapa lagi?
It is likes, well, what do you do when there is no hero in your story, Girls? Simple. You kill all the monsters and crown your self!
with love
mayasitha
the girl who want to become a pineapple :)
the girl who want to become a pineapple :)
Cerita
Wanita Kontemporer
Malam
Halloween dan dia mengajakku ke pesta malam di salah
satu kelab daerah Legian, Kuta. Dia bilang, dia suntuk setelah patah hati dari
mantan yang kepergok tidur dengan wanita lain, yang mana wanita itu adalah
teman mainnya di rumah sang mantan pada suatu malam. Aku bilang aku akan
menemaninya, lagi pula aku belum pernah ke pesta malam sebelumnya. Aku, dia dan
beberapa teman wanita yang sudah biasa dengan pesta malam pergi di pukul
sebelas malam. Dan sebagaimana pesta lainnya yang ramai, musik keras, dan hal
lainnya layaknya pesta malam di kelab dengan musik lagu kekinian yang diremix
oleh Dj, bintang tamu spesial dari negara lain.
Dia: Ayo, kita bikin kompetensi di
antara kita berenam!
Aku: Apa?
Dia: Siapa di antara kita berenam
yang akan dapat bule lebih dulu.
Wanita pertama: Hah, oke. Ayo!
Wanita ketiga: Aku ngga ikut, dan
kamu, please, jangan mencontoh mereka. Mereka sedang gila.
Aku: Aku bahkan ngga bisa disko. Aku
ngga ikut mereka.
Wanita keempat: Ayolah, kita harus
seru malam ini.
Wanita kedua: Ayo, kita bersaing
siapa di antara kita yang dapat lebih cepat.
Wanita keempat: Aku duduk di sini
saja, aku hanya ingin mabuk.
Aku: Aku juga, aku ngantuk.
Dia: Ini bahkan belum tengah malam.
Aku: Kamu tahu, aku tak terbiasa
begadang dan tidur larut.
Dia
dan ketiga wanita lainnya menyebar ke lantai dansa dan lebur dalam keramaian.
Aku dan wanita kedua hanya duduk, dan wanita kedua sudah menghabiskan tiga gelas
Long Island, seperti katanya, dia hanya sedang ingin mabuk, tapi dia belum
sepenuhnya sekarang.
Malam
ini lebih ramai daripada biasanya, tentu saja, saat ini Halloween. Setelah
tengah malam ada beberapa pertunjukan kostum seram yang ditampilkan. Seperti
terlihat menarik, tapi aku tidak cukup
tinggi untuk melihat lebih jelas.
The Stranger: Kamu ingin lihat?
Aku: Iya, tapi aku tidak cukup tinggi.
The Stranger: Kamu bisa naik ke
atas punggungku, kalau kamu mau.
Aku: Oh, benarkah?
The Stranger: Ya, tentu saja.
Sini!.
The stranger membungkukkan badannya
dan aku naik ke punggungnya.
The Stranger: Aku Santiago.
Aku: Apa Santiago seperti The Old Man
and The Sea dan The Alchemist?
The Stranger: Iyah, tapi aku bukan
si gembala ataupun si nelayan dan aku dari Inggris, seharusnya aku bernama
Harry.
Aku: Aku Gayo, seperti kopi Aceh,
tapi aku tidak berasal dari sana, aku dari sini,dari Bali, dari suatu desa dekat danau Tamblingan, seharusnya aku bernama Blue.
Sementara
Wanita kedua menggeleng kepala dan tersenyum melihatku yang menang, sementara
Dia, Wanita keempat, pertama dan ketiga bilang; Si Gayo menang, dia yang pertama kali dapat. Ayo, siapa selanjutnya?
Aku
hanya bertanya dalam hati; kita sedang bermain apa?
Aku, kamu, tanpa secangkir espresso.
Aku ke kedai kopi dan bertemu kamu lagi. Tapi, kali ini aku tidak memesan espresso atau apapun. Aku hanya sedang bosan dan ingin mengobrol dengan kamu. Aku banyak bertanya kepadamu seperti biasanya, menanyakan semua pertanyaan yang tiba-tiba muncul di dalam kepala, tentang apa saja pastinya.
Aku ke kedai kopi dan bertemu kamu lagi. Tapi, kali ini aku tidak memesan espresso atau apapun. Aku hanya sedang bosan dan ingin mengobrol dengan kamu. Aku banyak bertanya kepadamu seperti biasanya, menanyakan semua pertanyaan yang tiba-tiba muncul di dalam kepala, tentang apa saja pastinya.
"Apa kamu sepuluh tahun kemudian?"
"Kamu kenapa sih?"
"Apa kamu sepuluh tahun kemudian?"
"Kalau kamu bertanya lagi, aku akan jawab, aku hidup untuk hari ini. Kamu kenapa sih?"
"Kenapa aku?"
"Kamu selalu saja bertanya tentang hal yang membuatku menjadi berpikir lagi. Aku sedang memghindarinya, aku menghindari berpikir tentang apapun. Aku sedang ingin menjadi plagmatis"