"Apakah kamu pernah merasakan malas hidup tapi tidak ingin mati dan selalu berpikir tidak dilahirkan sekalian, menjadi sesuatu yang memang tidak ada?" Dia bilang pernah. Jujur. Itu cukup melegakan karena merasa tidak sendirian menjadi aneh. Sesuatu yang selama ini aku anggap aneh, menjadi tidak aneh lagi dan sangat manusiawi.
Awalnya aku kira mempunyai pikiran seperti itu karena sedang stagnan. Tidak. Ini bukan stagnan. Kemudian salah satu teman baikku mengatakan keadaan seperti ini adalah Limbo. Limbo? Barangkali hampir mendekati. Atau bisa jadi krisis eksistensi?
Aku tidak tahu, tapi perasaan seperti itu cukup sering muncul, tiba-tiba dan aku tidak bisa mengontrolnya. Muncul begitu saja. Apapun itu aku ingin bilang ke diriku sendiri, menarik dan mengeluarkan napas perlahan "Tidak apa-apa dengan tidak apa-apa, May". Kemudian mematikan lampu, memejamkan mata, mencoba untuk tidur dengan pikiran yang masih terserakan dimana-mana.