Aku
ingin mengeja namamu, menyebut hurufnya satu demi satu dengan suara lantang di
tengah keramaian, dan siapapun tak peduli, semua sibuk dengan masing-masing,
tapi tetap saja tak bisa. Bukan masalah berani atau tidak, tentu saja aku
berani bahkan sangat ingin dan mau untuk melakukannya, tapi semua tidak boleh.
Biar
aku luruskan, aku boleh melakukannya saat di tengah hutan yang sepi , tak ada
orang, dan hanya rimbun pepohonan di atas tebing-tebing curam yang dekat dengan
langit. Di sana aku bisa mengeja namamu, meneriakkan hurufnya satu demi satu
dan menjadi gema panjang yang memantul
di setiap sudutnya. Tak ada yang mendengar, hanya ada langit dan aku.
2 komentar
padahal diantara langit dan kamu, ada pepohonan dan ada saya didalam hutan tersebut, terdengar bunyi gaduh dari kawanan monyet kan....nah saya ada diantara mereka loch.....nggak ngeh kan?
BalasHapuskulari ke hutan kemudian menyanyiku
BalasHapuskulari ke pantai kemudian teriakku
sepi… sepi.. dan sendiri aku benci
aku ingin bingar… aku mau di pasar
bosan aku dengan penat
dan enyah saja kau pekat
seperti berjelaga jika kusendiri