Cerita
Wanita Kontemporer
Malam
Halloween dan dia mengajakku ke pesta malam di salah
satu kelab daerah Legian, Kuta. Dia bilang, dia suntuk setelah patah hati dari
mantan yang kepergok tidur dengan wanita lain, yang mana wanita itu adalah
teman mainnya di rumah sang mantan pada suatu malam. Aku bilang aku akan
menemaninya, lagi pula aku belum pernah ke pesta malam sebelumnya. Aku, dia dan
beberapa teman wanita yang sudah biasa dengan pesta malam pergi di pukul
sebelas malam. Dan sebagaimana pesta lainnya yang ramai, musik keras, dan hal
lainnya layaknya pesta malam di kelab dengan musik lagu kekinian yang diremix
oleh Dj, bintang tamu spesial dari negara lain.
Dia: Ayo, kita bikin kompetensi di
antara kita berenam!
Aku: Apa?
Dia: Siapa di antara kita berenam
yang akan dapat bule lebih dulu.
Wanita pertama: Hah, oke. Ayo!
Wanita ketiga: Aku ngga ikut, dan
kamu, please, jangan mencontoh mereka. Mereka sedang gila.
Aku: Aku bahkan ngga bisa disko. Aku
ngga ikut mereka.
Wanita keempat: Ayolah, kita harus
seru malam ini.
Wanita kedua: Ayo, kita bersaing
siapa di antara kita yang dapat lebih cepat.
Wanita keempat: Aku duduk di sini
saja, aku hanya ingin mabuk.
Aku: Aku juga, aku ngantuk.
Dia: Ini bahkan belum tengah malam.
Aku: Kamu tahu, aku tak terbiasa
begadang dan tidur larut.
Dia
dan ketiga wanita lainnya menyebar ke lantai dansa dan lebur dalam keramaian.
Aku dan wanita kedua hanya duduk, dan wanita kedua sudah menghabiskan tiga gelas
Long Island, seperti katanya, dia hanya sedang ingin mabuk, tapi dia belum
sepenuhnya sekarang.
Malam
ini lebih ramai daripada biasanya, tentu saja, saat ini Halloween. Setelah
tengah malam ada beberapa pertunjukan kostum seram yang ditampilkan. Seperti
terlihat menarik, tapi aku tidak cukup
tinggi untuk melihat lebih jelas.
The Stranger: Kamu ingin lihat?
Aku: Iya, tapi aku tidak cukup tinggi.
The Stranger: Kamu bisa naik ke
atas punggungku, kalau kamu mau.
Aku: Oh, benarkah?
The Stranger: Ya, tentu saja.
Sini!.
The stranger membungkukkan badannya
dan aku naik ke punggungnya.
The Stranger: Aku Santiago.
Aku: Apa Santiago seperti The Old Man
and The Sea dan The Alchemist?
The Stranger: Iyah, tapi aku bukan
si gembala ataupun si nelayan dan aku dari Inggris, seharusnya aku bernama
Harry.
Aku: Aku Gayo, seperti kopi Aceh,
tapi aku tidak berasal dari sana, aku dari sini,dari Bali, dari suatu desa dekat danau Tamblingan, seharusnya aku bernama Blue.
Sementara
Wanita kedua menggeleng kepala dan tersenyum melihatku yang menang, sementara
Dia, Wanita keempat, pertama dan ketiga bilang; Si Gayo menang, dia yang pertama kali dapat. Ayo, siapa selanjutnya?
Aku
hanya bertanya dalam hati; kita sedang bermain apa?
2 komentar
Eh, yang gak ikut kompetisi malah dapat juara. Hadiahnya apa nih? Haha
BalasHapusKita sedang main cinta, cinta cintaan maksudnya. semaangat nulisnya.
BalasHapus