The Old Man and The Sea, Novel Review
By mayasithaarifin.blogspot.com - Sabtu, Juli 29, 2017
The Old Man and The Sea
Yey, akhirnya selesai
juga baca ini novel. Novel yang sudah diimpikan dari jaman sekolah saat baca
sekilas di buku paket pelajaran Bahasa Indonesia dulu dan baru kesampaian baca
novelnya sepuluh tahun kemudian. Tuhan emang Maha Lucu ya.
____
Adalah nelayan tua
bernama Santiago yang tinggal di gubuk di Teras. Lelaki tua yang mendapat
julukan salao, yang merupakan bentuk terburuk dari ketidak beruntungan. Dia
sudah berlayar dan pergi melaut dan tidak mendapatkan satu ekor ikanpun dalam
waktu delapan puluh empat hari.
Sebelumnya dia dibantu
oleh bocah lelaki yang belajar melaut bernama Manolin, tetapi karena ketidak
beruntungannya dalam menangkap ikan, orang tua Manolin melarang untuk turut
bersamanya dan menyuruhnya mencari dan belajar ke perahu nelayan lain yang
lebih beruntung. Dengan terpaksa Manolin menuruti perintah orangtuanya dan
meninggalkan si Lelaki Tua.
Akhirnya pada hari
kedepalan puluh lima lelaki tua pergi berlayar sendirian dan berharap sebuah
keberuntungan mendapatkan ikan dengan bekal seadanya yang itupun disiapkan
Manolin semalaman. Lelaki tua berlayar ke Gufl Stream, yang terletark di
samudra Altalntik. Setelah seharian berlayar, pada siang hari, akhirnya
umpannya dimakan oleh ikan Marlin yang berukuran sangat besar sampai ia tak
mampu menarik kailnya, malah jutsru ia yang ditarik oleh ikan itu.
Hal ini berlangsung
selama berhari-hari di tengah samudara dan dengan bekal yang seadanya. Meskipun
dia sakit, lelah, kurang tidur dan menahan lapar, dia tetap bertahan. Dia
sangat senang mendapatkan ikan marlin yang besar itu dan membayangkan betapa
banyak uang yang akan didapatkan dari daging ikan itu perpoundnya, yang mana
kira-kira hasilnya cukup untuk membiayai hidupnya selama musim dingin.
Novel ini begitu
menarik dengan cerita lelaki tua yang berhari-hari di tengah lautan bersama
ikan itu dan menunggunya mati bukanlah sesuatu yang mudah dia jalani. Banyak
kejadian yang sungguh membuatnya menderita dan belajar. Banyak waktu yang dia
habiskan dengan mengenang masa mudanya, berbicara dengan dirinya sendiri dan
lautan serta belajar.
Hingga akhirnya saat
ikan itu mati dan dia berhasil membawanya hingga pelabuhan kota tempat dia
tinggal. Novel dengan akhir yang begitu menyenangkan serta membuat kita sangat
tertegun oleh haru. Ga salah banget kalau novel ini meraih Pulitzer Prize di
tahun 1952 serta Nobel Prize dalam bidang sastra di tahun 1954.
Mungkin awalnya agak
bingung juga, karena banyak yang mana dia ‘berbicara dengan dirinya sendiri’.
Bagaimanapun gaya penulisan di novel ini sangatlah khas, dan wajar banget kalau
novel ini akhirnya dikenang sebagai karya sastra klasik versi baru. Novel ini
dianggap membawa pengaruh yang sangat kuat terhadap gaya penulisan fiksi dalam
dunia sastra pada abad 20 sehingga layak menjadi rujukan hingga kini.
So, Guys, don’t miss
this novel on your reading list. Ga bakal menyesal membacanya. Jangan lupa
sediakan stabile ataupun pulpen dan buku karena banyak quote yang bagus dan
bijak dalam novel ini. Dan pastinya novel ini bagi aku-yang kayak-oh, I love
you, aku bangga sudah menemukan dan memilikimu dari toko buku setelah bertahun-tahun
menunggu dan mencari-cari kesana-kemari. (Alay aahhh sumpalaa) J
____
Dan Trada…
Ini beberapa quote yang
aku suka dalam novel ini yang akan tulis beberapa karena saking banyaknya.
“Tapi
kita punya keyakinkan, kan?” Ernest Hemingway.
“Bulan
mempengaruhinya (Laut, red), seperti bulan juga mempengaruhi wanita” Ernest
Hemingway.
“Setiap
hari adalah hari yang baru. Memang lebih baik kalau beruntung. Tapi aku lebih
suka menjadi tepat. Sehingga saat keberuntungan datang kau siap.” Ernest
Hemingway.
“Sekarang
ini saatnya hanya memikirkan satu hal, tujuan mengapa aku dilahirkan.” Ernest
Hemingway.
“Pikirkan
selalu hal itu. Pikirkanlah yang sedang kamu kerjakan. Kau tak boleh berbuat
hal bodoh.” Ernest hemingway.
“Ia
memustuskan bahwa ia dapat mengalahkan siapa saja jika ia begitu sangat
menginginkannya” Ernest Hemingway.
Duh, sudah banyak banget yang sebenarnya masih banyak, tapi cukup, sisanya baca dan temukan sendiri dalam novel ini.
Duh, sudah banyak banget yang sebenarnya masih banyak, tapi cukup, sisanya baca dan temukan sendiri dalam novel ini.
3 komentar
Baca ini makin penasaran dengan semua isi bukunya. Pinjem atuh, Teh, pengen baca ..hehe
BalasHapusWah. Novel klasik ya. Ernest Hemmingway. Aku suka baca short storiesnya:))
BalasHapusUntuk saat ini, aku belum kelar baca novel The old man and the sea, karena bacanya dalam bentuk e-book, dalam bahasa inggris juga:(
Jadi kepengen beli yang versi bahasa indonya deh.
Usul dong neng. Sekali-kali ulas lah komik saru atau novel saru. Pasti trafiknya naik.
BalasHapus