Dilan Dia Adalah Dilanku Tahun 1991, Novel Review
By mayasithaarifin.blogspot.com - Minggu, September 10, 2017
Hai,
Jadi ketemu lagi di blog aku untuk
review novel Dilan buku kedua, Dilan Dia Adalah Dilanku Tahun 1991. Awalnya aku mau
bikin review Dilan jadi satu post sekalian. Tapi kayaknya yang ga banget karena
akan jadi tulisan yang panjang dan bakal bikin nguap-nguap dan males buat
scroll ke bawah. Maka dari itu aku bikin postnya secara terpisah.
Jadi
di buku yang kedua ini Milea menceritakan masa-masa saat dia dan Dilan sudah
berpacaran sampai akhirnya memustuskan untuk putus. WHAT??
Oke
tenang, sesuai yang aku pernah bahas di review Dilan yang sebelumnya kalau
novel ini emang menceritakan kisah percintaan anak SMA dengan semua hal yang
masih sederhana tanpa terlalu drama yang jlimet. Hidup emang gitu kan? Ga
selalu dan melulu harus berakhir dengan bahagia, walaupun mereka bahagia dengan
pilihan dan proses mereka dengan siapa ketika mereka ketika dewasa.
Novel
dengan alur flashback ini emang bikin
baper kok walaupun sampai di novel kedua ini membuat beberapa-mungkin-menjadi
kecewa karena Dilan dan Milea harus putus.
Tapi
di awal-awal halaman kalian masih dibikin baper dan terbang oleh Dilan kok.
Dari perjuangan Dilan yang masih ngeluangin waktunya buat antar-jemput Milea
walaupun mereka sudah berbeda sekolah. WHAT? WAIT! Bukannya mereka satu
sekolah? Iyah, tetapi di sesi ini ada kejadian yang membuat Dilan dikeluarkan
dari sekolah sebelumnya karena bertengkar dengan Anhar. Dan tahukah kalian apa
masalah yang membuat mereka bengtengkar? IYESSSS…. Karena Anhar menampar Milea
saat di warung Bi Iem. Garuk tembok dululah sanaaaa… hahahaha.
Baper
kan? Baper kan!
Dan
di buku kedua ini bakal ada tambahan beberapa tokoh yang terlibat dalam kisah
cinta mereka berdua, yaitu Yugo dan Pak Dedi. Tapi yang menarik perhatian
adalah si Yugo. Di sini Yugo diceritakan sebagai sepupu jauh Milea dari anak
tantenya yang menikah dengan Bule Eropa. Wow, sudah bisa bisa dibayangin dong, kalau Yugo ini cakep
banget. Dan lupakan Pak Dedi, karena tidak terlalu menarik seperti halnya Kang
Adi.
Dan
serius, Guys. Kalian emang harus banget baca ini novel. Karena ini emang bukan
novel teenlit biasa. Novel ini emang bukan diceritakan remaja . Novel ini
diceritakan oleh tokoh utama, cerita dia dan kisah cinta terbaik yang
memberikan dia pelajaran indah hampir seperempat abad yang lalu saat dia masih
SMA.
Jadi
si Milea saat cerita sudah tua dong, May? Iyah. Hahahaha.
Aku
ga mau ngereview banyak-banyak, karena Dilan kebetulan sudah bukan hal asing lagi,
yang sepertinya sebagian besar ciwi-ciwi masa kini sudah pada tahu dan baca kemudian menjadi baper
karenanya.
Aku
akhiri reviewnya sampai sini. Jangan lupa buat baca novelnya. Aku merekomendasikannya,
selain karena novel ini ringan juga banyak pelajaran yang bisa diambil kalau
hidup itu nyata, senyata kalau tujuan pacaran emang untuk putus, entah itu
karena memutuskan untuk menikah, bisa juga karena salah satu ada yang mati (2),
bisa juga yang emang memustuskan untuk putus dan lain sebagainya. Tapi intinya
pacaran itu ga selamanya, pasti bakal berpisah juga suatu hari.
_________
“Dilan,
Kalau dulu aku pernah
berkata bahwa aku mencintai dirimu, maka kukira itu adalah sebuah pernyataan
yang sudah cukup lengkap…”
“Karena,
sekarang aku mungkin bukan aku yang dulu, waktu membawa aku pergi, tetapi
perasaan tetap sama, bersifat menjalar, hingga ke depan!”
“Aku
mencintaimu, biarlah, ini urusanku. Bagaimana engkau kepadaku, terserah, itu
urusanmu!”
“Tujuan
pacaran adalah untuk putus. Bisa karena menikah, bisa karena berpisah”- Pidi
Baiq (1972-2098)
___________
1 komentar
Wah ini novel yang sedang proses syuting. Semoga tahun depan film nya sukses di pasarannya sama seperti novelnya yang sukses bikin baper pembacanya hehehe.
BalasHapusSalam kenal!
Regards,
Dee - heydeerahma.com