Milea Suara Dari Dilan, Novel Review
By mayasithaarifin.blogspot.com - Minggu, September 10, 2017
Guys,
masih ngomongin Dilan, tapi di buku ketiga ini bukan lagi yang bercerita adalah
Milea, tetapi suara dari Dilan. Bagaimana kesan Dilan akan kisah cinta mereka
berdua saat masih SMA.
WOW,
siap-siap baper dong.
Oke,
jadi di sini Dilan mengeluarkan suaranya menanggapi buku pertama dan kedua,
Dilan Dia Adalah Dilanku Tahun 1990 dan Dilan Dia Adalah Dilanku Tahun 1991. Di
buku ini Dilan ga bahas banyak-banyak tentang kisahnya dengan Milea, karena
Milea sudah menceritakan kisah mereka dengan sangat detail di dua buku
sebelumnya. Dilan hanya memberi kisah
sepotong dan beberapa sebagai pelengkap dan tambahan dari sudut pandang dia.
Walaupun
di akhir-mungkin-sedikit menimbulkan team pendukung Milea atau Balalia-percayalah,
semua kejadian dari awal kenal-PDKT hingga akhirnya putus adalah hal terbaik
yang membuat mereka berdua belajar menjadi bijaksana serta dewasa.
Di
sini kita jadi tahu bahwa saat mereka putus terjadi miss komunikasi dan salah
anggap yang dulu mereka pernah sesali. Tapi-mungkin-itu semua adalah jalan
mereka untuk move on dan bertemu dengan pasangan masa depan mereka yang
sekarang menjadi kini. Eh gimana? Jangan dibikin ribetlah. Karena mereka berdua juga sudah saling memaafkan dan
menerima diri mereka sendiri.
Jadi
di novel ketiga ini antara Milea, Dilan dan kisah mereka menjadi utuh…. Dan menjadi
sebuah kenangan yang disyukuri.
Di
sini, di novel ini ga ada yang antagonist maupun protagonist. Ga ada yang salah
dengan siapa yang memutuskan dan siapa yang diputuskan. Ga ada playing victim
siapa yang membuat patah hati dan siapa yang dibuat patah hati. Ga ada yang
salah sama sekali siapa yang menjadi korban asmara dan tersangka dalam hubungan
asmara. Semua utuh. SEMUA UTUH.
Di
novel ketiga ini adalah bagaimana mereka menjalani hidup setelah putus hingga
mendapat pasangan yang baru.
Uh,
jadi baper sedih dan kecewa dong
ciwi-ciwi karena tidak sesuai harapan, maksudnya yah pastilah dari awal sudah
baper bahwa Dilan dan Milea akan berakhir bahagia di altar pernikahan dan
ternyata ga, ternyata mereka putus dan menikah dengan orang lain.
Tapi
tenang, novel ini ga akan bikin kamu melo drama dan nangis-nangis kayak pas
lagi nonton film Bollywood sedih, walaupun sedih, novel ini masih bisa dan
mampu bikin kita senyum bahagia akan kenyataan yang sederhana. Sesederhana
bahwa perpisahaan itu menimbulkan sebuah rasa bernama rindu. Duh, apalagi kisah
cinta mereka adalah bukan suatu hubungan yang abusive. Ya ga? Ya kan!.
‘‘Perpisahan
adalah
upacara
menyambut
hari-hari
penuh
rindu”
Pidi
Baiq (1972-2098)
Kalian pasti bakal bosen banget kalau
lagi dan lagi aku bilang ini novel rekomendasi banget. Iyah, ini novel emang
rekomendasi banget.
_______
Sama-Sama Bayi
Aku
dimana waktu kamu masih bayi?
Aku
ingin menjagamu. Tapi, tapi,
Aku
juga masih bayi waktu itu
(Dilan,
1991)
___________
Di novel ini, dari buku Dilan yang pertama emang puisi-puisi dan kata-kata Dilan itu kayak hal absurd yang sederhana tapi bikin baper. Di buku ke tiga ini, kita akan disuguhkan beberapa puisi Dilan untuk Milea. Dan Milea juga punya bikin puisi singkat dan sederhana untuk Dilan.
Penasaran
kan? Makanya baca dong bukunya, biar ga penasaran dan bisa tidur nyenyak. Hehehehe.
Udah
dulu yah review novel Dilannya. Makasih uda mau mentengin dan baca review Dilan
dari satu sampai tiga. Jangan lupa buat tinggalin komentar. Dan sampai jumpa lagi
di review novel selanjutnya. J
2 komentar
Aku belum pernah baca sih, kayaknya bagus novel dilannya, udah buku ketiga aja iya tentang milea.
BalasHapusJadi kepengen ngebacanya,
BTW ini Novel dilan yang mau difilmkan iya.
Dilan memang terlalu eksis yak seri-serinya. Mau dari yang pertama sampai yang terakhir untuk saat ini, banyak banget yang beli bukunya meskipun gue pribadi belum pernah baca.. cuma sekedar liat-liat bukunya yang plastiknya udah disobek di gramed :)
BalasHapus