Dilan Dia Adalah Dilanku Tahun 1990, Review Novel
By mayasithaarifin.blogspot.com - Sabtu, September 09, 2017
Udah
ga asing banget yah kayaknya sama novel ini. Novel fenomenal karya Pidi Baiq
yang mengheboh dan menggegerkan dunia persilatan kaum wanita apalagi ciwi-ciwi
SMA. Dan yang akan diperankan oleh Iqbal x CJr ini sempat menghebohkan beberapa
warganet yang ga terima juga.
Awalnya
novel ini ga masuk dalam list yang harus aku miliki. Hingga beberapa minggu ini
aku menghabiskan me time dengan keponakanku yang masih SMA dan membicarakan
Dilan terus-menerus, yah bikin kepo juga. Namanya juga lagi kepo bikin susah
tidur dan dilemma. Beli ga ya?
Akhirnya
aku mengikhlaskan sebagian gajiku demi membelinya. Ada tida novel ternyata. Yaela.
Ya sudahlah. Akhirnya biar kepo lekas kelar dan aku bisa tidur nyenyak aku beli
ketiga serinya.
Dan
benar saja pemirsaaahhhhh…
Aku
jadi tahu kenapa banyak ciwi-ciwi SMA memuja Dilan…
Dia
bikin terbang!
Oke,
Dari
buka halaman pertama memang sudah tercium bau-bau yang bakal bikin baper.
Di buku pertamanya, Dilan Dia Adalah
Dilanku Tahun 1990, si tokoh Aku, Milea menceritakan cerita yang bikin hati
berbunga-bunga bagaimana cara Dilan pertama kali menyapanya dan melakukan aksi
PDKT hingga berakhir jadian.
Dimulai dari Dilan yang sok-sok jadi
tukang ramal, datang ke rumah Lia mengaku utusan kantin sekolah, hingga memberi
dia hadiah yang special di hari ulang tahun Lia, TTS yang sudah terisi semua
jawabannya. Di dalam TTS itu berisikan ucapan yang bertuliskan:
“SELAMAT ULANG TAHUN MILEA.
INI HADIAH UNTUKMU, CUMA TTS.
TAPI SUDAH KUISI SEMUA.
AKU SAYANG KAMU.
AKU TIDAK MAU KAMU PUSING
KARENA HARUS MENGISINYA.
DILAN!”
Anjaayyyy, bacanya sambil garuk-garuk
tembok ngebayangin bagaimana rasanya.
Serta ada banyak lagi yang bikin terbang
sampai menembus langit dan sampai ke Mars. Seperti saat Dilan yang suka memberi
Milea coklat yang dititipkan ke Tukang Koran, Tukang Post, Abang-abang jualan
dan banyak lagi-yang seakan-akan Dilan mengajak semua bersekongkol untuk
menyatakan rasa cinta Dilan terhadap Milea.
Belum lagi sikap pelindung Dilan yang
jauh dari kata protektif-obesesif-pasif. Dia melindungi Milea, orang yang dia
suka dengan cara paling gentle.
“Milea,
jangan pernah bilang ke aku ada yang menyakitimu, nanti, besoknya, orang itu
akan hilang”
Gimana ga ciwi-ciwi SMA ga mengalami
baper parah? Gini banget yawlaaa…
Hingga di akhir cerita di Dilan Dia Adalah
Dilanku Tahun 1990, mereka, Dilan dan Milea jadian sebagai pacar dengan cara
paling bisa, paling bisa bikin kita ciwi-ciwi dan bisa bikin terbang! TERBANG!
___________
‘'Minta kertas sama pulpennya” Kata Dilan
Aku melepaskan tangan Dilan yang selama
tadi memegangku untuk ngambil buku tulis dan pulpen di dalam tas, lalu
kuberikan ke Dilan.
Setelah itu, Dilan nulis di halaman belakangnya:
Proklamasi
Hari
ini, di bandung, tanggal 22 Desember 1990, Dilan dan Milea, dengan penuh
perasaan, telah resmi berpacaran.
Hal
hal mengenai penyempurnaan dan kemesraan akan diselenggarakan dalam tempo yang
selama-lamanya.
Aku ketawa setelah membacanya.
“Kamu tanda tangan pake materai itu”
Kata Dilan senyum.
____________
Dan oke..
Jadi sekilas uda bisa ngebayangin gimana
cara mereka jadian? Pake materai, pake hitam di atas putih, sebagai bukti
keresmian dan keseriusan dalam mengajak pacaran
Gimana ga bikin terbang? Gimana ga bikin
terbang!
Novel Dilan ini emang luar biasa, novel
yang easy banget dengan cerita percintaan yang sederhana ga banyak drama yang
bikin jlimet.
Pokoknya ini novel rekomendasi banget
buat dibaca. Dan yang males baca ataupun yang ga hobi baca bakal suka baca ini
novel. Pidi Baiq nulis dan nyertainya begitu merasuk sampe yang bisa banget
bikin baper.
Dan review untuk novel pertama Dilan
sampai disini dulu. Di post selanjutnya akan ada review buku keduanya
kelanjutan dari Dilan Dia Adalah Dilanku Tahun 1990.
Jangan lupa tinggalin komentar kamu ya J
0 komentar