Garis Waktu, Oleh Fiersa Besari
By mayasithaarifin.blogspot.com - Jumat, Agustus 18, 2017
Kumpulan
catatan buku diary.
But
seriously, aku baca ini seperti baca buku diary yang oke punya. Bukan yang “Dear
diary, tanggal segini bulan ini tahun ini jam segini, aku ketemu dia, dia lucu
dan bla bla bla” Bukan!. Ini adalah buku diary dengan tulisan puisi yang
bercerita atau cerita berbalut puisi, tapi ga sesadis Hujan Bulan Juni-nya
Sapardi Djoko Damono juga kali.
Sebuah
cacatan tentang pertemuan sampai akhirnya mengikhlaskan untuk melepaskan. Kemudian
belajar bahwa ada seseorang yang emang diciptakan bukan untuk tinggal, tetapi
untuk mengajarkan dengan kenangan indah dan luka yang diberikan supaya kita
menjadi dewasa.
Fiersa
Besari , seperti yang kita tahu dari instagramnya: muda, ganteng dan keren. Tenang
guys, dia bukan macem artis karbitan FTV
alay yang cuma modal tampang doaang tapi ga berbakat. Sumpah, dia berbakat
abis. Tulisannya ga kalah keren, ga kalah sadis dan mampu banget bikin kita
baper parah pas bacanya.
Buku
ini rekomendasi banget buat cewe-cewe yang hopeless romantic macem aku, yang
suka sama tulisan dan kata-kata melankolis dari hati dan kemenye-kemenye. Maksudnya
ini buku emang bukan yang realis.
Awalnya
aku agak menolak dan beroikir juga pas temen menawarkan buku ini “Aduh Nam, aku
lagi ngindari bacaan baper” Dusta!. Ujung-ujung aku baca juga ini buku dan
gemes sendirian, baper sendirian. Wajar banget kalau temenku ngefans gila sama
ini penulis, selain dia ganteng yah.
Halaman
pertama udah bikin baper parah, pertemuan yang bikin seolah-olah kita mengalami
apa yang sedang dialami. Dan bab per kenalan tokoh ‘aku dan dia’ dalam buku ini
yang bikin hati deg-deg serlah.
“,,,
kau diamkan tanganmu di dalam jabatanku selama beberapa detik. Aku idamkan
tanganku di dalam genggamanmu untuk selamanya” Hal: 11
Ya
Tuhan, gimana ga baper pas bacanya?
Enjoy
dan dapet banget perasaan di setiap ceritanya sampai di akhir cerita yang sad
ending tapi ngebikin kita lebih berpikir dan belajar.
“Aku
sudah genap mengingatmu. Segala cerita telah kubungkus di dalam kardus, tertata
rapi di sebelah pigura fotomu yang membeku dlam waktu. Serdadu hujan tidak lagi
menabuh lagu rindu di jendela kamar, mereka telah berubah menjadi gerimis. Kepersiapkan
setelan trebaik, disertai senyuman manis. Aku keluar dari kamar lalu menutup
pintu.
Kulangkahkan
kaki menuju pesta pernikahanmu” Hal 203
Jadi
sudah kebayang, ini cerita apa? Sedang menceritakan apa?
So,
kalau gemes dan pengin tahu lebih banyak. Baca bukunya.
______
Makasih
lagi dan lagi udah ngeluangin waktu baca review aku. Silahkan dan boleh
meninggalkan komentar. Dan sampai ketemu lagi di review buku selanjutnya.
Love
y’all.
1 komentar
kata katanya keren yak, tapi hal 203 kok nyesek yah bacanya
BalasHapus