Cerita Wanita Kontemporer

By mayasithaarifin.blogspot.com - Sabtu, November 11, 2017

Cerita Wanita Kontemporer

Malam  Halloween  dan dia mengajakku ke pesta malam di salah satu kelab daerah Legian, Kuta. Dia bilang, dia suntuk setelah patah hati dari mantan yang kepergok tidur dengan wanita lain, yang mana wanita itu adalah teman mainnya di rumah sang mantan pada suatu malam. Aku bilang aku akan menemaninya, lagi pula aku belum pernah ke pesta malam sebelumnya. Aku, dia dan beberapa teman wanita yang sudah biasa dengan pesta malam pergi di pukul sebelas malam. Dan sebagaimana pesta lainnya yang ramai, musik keras, dan hal lainnya layaknya pesta malam di kelab dengan musik lagu kekinian yang diremix oleh Dj, bintang tamu spesial dari negara lain.

Dia: Ayo, kita bikin kompetensi di antara kita berenam!
Aku: Apa?
Dia: Siapa di antara kita berenam yang akan dapat bule lebih dulu.
Wanita pertama: Hah, oke. Ayo!
Wanita ketiga: Aku ngga ikut, dan kamu, please, jangan mencontoh mereka. Mereka sedang gila.
Aku: Aku bahkan ngga bisa disko. Aku ngga ikut mereka.
Wanita keempat: Ayolah, kita harus seru malam ini.
Wanita kedua: Ayo, kita bersaing siapa di antara kita yang dapat lebih cepat.
Wanita keempat: Aku duduk di sini saja, aku hanya ingin mabuk.
Aku: Aku juga, aku ngantuk.
Dia: Ini bahkan belum tengah malam.
Aku: Kamu tahu, aku tak terbiasa begadang dan tidur larut.

Dia dan ketiga wanita lainnya menyebar ke lantai dansa dan lebur dalam keramaian. Aku dan wanita kedua hanya duduk, dan wanita kedua sudah menghabiskan tiga gelas Long Island, seperti katanya, dia hanya sedang ingin mabuk, tapi dia belum sepenuhnya sekarang.

Malam ini lebih ramai daripada biasanya, tentu saja, saat ini Halloween. Setelah tengah malam ada beberapa pertunjukan kostum seram yang ditampilkan. Seperti terlihat menarik, tapi aku  tidak cukup tinggi untuk melihat lebih jelas.

The Stranger: Kamu ingin lihat?
Aku: Iya, tapi aku  tidak cukup tinggi.
The Stranger: Kamu bisa naik ke atas punggungku, kalau kamu mau.
Aku: Oh, benarkah?
The Stranger: Ya, tentu saja. Sini!.

The stranger membungkukkan badannya dan aku naik ke punggungnya.

The Stranger: Aku Santiago.
Aku: Apa Santiago seperti The Old Man and The Sea dan The Alchemist?
The Stranger: Iyah, tapi aku bukan si gembala ataupun si nelayan dan aku dari Inggris, seharusnya aku bernama Harry.
Aku: Aku Gayo, seperti kopi Aceh, tapi aku tidak berasal dari sana, aku dari sini,dari Bali, dari suatu desa dekat danau Tamblingan, seharusnya aku bernama Blue.

Sementara Wanita kedua menggeleng kepala dan tersenyum melihatku yang menang, sementara Dia, Wanita keempat, pertama dan ketiga bilang; Si Gayo menang, dia yang pertama kali dapat. Ayo, siapa selanjutnya?


Aku hanya bertanya dalam hati; kita sedang bermain apa? 

  • Share:

You Might Also Like

2 komentar

  1. Eh, yang gak ikut kompetisi malah dapat juara. Hadiahnya apa nih? Haha

    BalasHapus
  2. Kita sedang main cinta, cinta cintaan maksudnya. semaangat nulisnya.

    BalasHapus