Aku bilang ke Tuhan "Tuhan, aku pengin Iron Man, yang mana dia bukan kepunyaan siapa-siapa selain diri dia sendiri dan Papper Potts (dan itu adalah aku)" "Oke, tapi kamu harus pintar dulu, karena Papper Potts sebagaimana yang diketahui dia seorang gadis yang pintar lagi cerdas" "Apa aku bisa?" "Apa kamu bertanya?" "Kamu Maha Bisa" "Ya, dan kamu ciptaanKu" ...
Percakapan season pertama. Di atas motor, di jalan menuju Bantul, Yogyakarta pada malam minggu yang ramai menjelang maulid Nabi. Mayasitha; Pak, kok Maya ga pake helm, kita ga ditangkep-tangkep sama Pak Polisi? Pimred; Kamu item sih, May, makanya ga keliatan! ____ Percakapan season kedua, terjadi di alun-alun selatan Yogyakarta saat melewati pohon beringin kembar, dimana mitos setempat mengatakan; apabila berhasil melewatinya, maka apa...
Cerita Wanita Kontemporer Malam Halloween dan dia mengajakku ke pesta malam di salah satu kelab daerah Legian, Kuta. Dia bilang, dia suntuk setelah patah hati dari mantan yang kepergok tidur dengan wanita lain, yang mana wanita itu adalah teman mainnya di rumah sang mantan pada suatu malam. Aku bilang aku akan menemaninya, lagi pula aku belum pernah ke pesta malam sebelumnya. Aku, dia...
Aku, kamu, tanpa secangkir espresso. Aku ke kedai kopi dan bertemu kamu lagi. Tapi, kali ini aku tidak memesan espresso atau apapun. Aku hanya sedang bosan dan ingin mengobrol dengan kamu. Aku banyak bertanya kepadamu seperti biasanya, menanyakan semua pertanyaan yang tiba-tiba muncul di dalam kepala, tentang apa saja pastinya. "Apa kamu sepuluh tahun kemudian?" "Kamu kenapa sih?" "Apa kamu sepuluh tahun kemudian?"...
Sebuah Tulisan Untuk Diri Sendiri
By mayasithaarifin.blogspot.com - Kamis, Oktober 26, 2017
Kamu ngga pengen menjabarkan sesuatu tentang aku, seperti halnya aku yang suka menjabarkan sesuatu tentang kamu, seperti baumu misalnya? Oke, ngga apa-apa. Aku bisa melakukannya sendirian, maksudku menjabarkan sesuatu tentang aku. Tapi, bagamaina kalau aku dijadikan kamu dulu, baru kemudian menjabarkan tentang aku. jadi sekarang, aku adalah kamu tanpa kamu perlu menjadi aku. Aku menjadi kamu-yang akan menjabarkan tentang aku. Mari kita mulai....
Hello, Guys :) Ini tulisan awalnya aku ikut sertakan dalam sebuah sayembara, tapi karena ngga lolos, ya udah aku share di sini aja. Hahaha... Sebagaimana yang kalian tahu (mungkin) di blog aku ada lumayan banyak tulisan yang menceritakan tentang Kawat Gigi, dan ini adalah tulisan atau bisa jadi episode terakhir yang aku tulis tentang Kawat Gigi. Tulisan ini sengaja aku bikin sebagai catatan...
Dan aku baru saja jatuh cinta pada bercak espresso yang tak sengaja tumpah di atas bukuku, basah dan ketika kering meninggalkan warna rasa kenangan akan sebuah moment yang indah. Biarkan saja begitu, jangan ditatap lama-lama si noda, nanti jadi rindu. ...
Antara aku, kamu, dan secangkir espresso sore tadi. Aku ke kedai kopi dan bertemu kamu. Lagi?. Seperti biasa aku memesan secangkir espresso tanpa gula. Katamu, gula tergantung permintaan. Kamu tanya, aku suka apa?. Aku jawab, yang manis seperti kamu. Kamu hanya tertawa, eh, tersenyum saat aku rayu. Kemudian aku seruput sedikit dan rasanya pahit, sangat pahit malah. “Yang kemarin ada rasa asamnya. Kenapa...
Kucing Yang Bernama Pacar Nata masih ingat saat Dinda datang kala gerimis sore itu. Tiga hari sebelumnya, komunitas peduli hewannya menemukan anak kucing yang terlantar di jalan menuju pantai Nyang Nyang di semak-semak dengan badan yang dipenuhi permen karet, dia begitu ringkih. Seorang temannya, Ani menghubungi Dinda apakah dia mau mengadopsinya. Dengan senang hati Dinda bersedia, dan anak kucing itu diobati terlebih dahulu...
Sini, biar aku deskripsikan baumu yang tertinggal di seprei kasurku: ada bau rokokmu di sana. Apa? Oh ya, L. A Light. Juga ada aroma deodorantmu yang bercampur dengan keringatmu. Ada bau teh hijau. Ada bau citrus yang berasal dari Fisherman yang suka kamu makan. Dan ada bau matahari. Sini, biar aku deskripsikan baumu yang tertinggal di seprei kasurku: ada bau rokokmu di sana....
Kamu sesuatu yang asing dan begitu familiar dan kita tidak membutuhkan alasan apapun. Sudah beberapa hari ini Angga tidak mengajaknya bicara. Ketika bertemupun di sekolah Angga selalu menghindar. Megi, teman sebangkunya mulai jengah karena harus berkali-kali menyoleknya, memberi kode kalau guru mulai curiga dia sedang melamun tidak memperhatikan penjelasan di depan, memutar-mutar pulpennya dan menatap kosong ke luar jendela, ke langit yang kosong...