Sex Education, Kartasis dari Pendidikan Seks Kita

By mayasithaarifin.blogspot.com - Sabtu, Maret 21, 2020


Mr. Groff naik ke panggung dengan penuh amarah "Stop, Stop. The show is over" katanya dan membikin para audiens kaget. Para pameran pertunjukan drama Romeo and Juliet-pun kaget-sampai adegan kissing batal. Para audens protest dan berteriak "but we're enjoying it". Mr. Groff kesal dan berkata "Kalian menikmati pertunjukan cabul ini?" Kemudian dia melanjutkan lagi "Kalian telah dirusak oleh wanita itu" sambil menunjuk Dr. Milburn yang duduk sebagai penonton pantas dari lantai atas. "Dia memberi saran seks ke anak-anak kalian, mengisi otak mereka dengan bualan berbahaya. Dia jelas tak diberi tahu untuk tak jadi penasihat (seks). Tak kusangka dia tak professional." Dr. Milburn yang mau membela diri segera diintrupsi oleh anaknya, Otis. 

As we know this series about Otis yang menjadi konselor saran seks untuk teman sebayanya dan tentu saja kegiatan konseling seks ini berbayar. Kegiatan konseling ini di-menager-i Maeve dengan sangat baik. Mereka benar-benar ga mengira kalau pada akhirnya ini dianggap meresahkan oleh kepala sekolah mereka dengan sangat serius. Namun, saya kira episode terakhir season dua ini cukup membikin berkaca bahwa banyak sekali orangtua seperti Mr. Groff yang menganggap pendidikan seks untuk remaja bukan sesuatu yang pantas mereka dapat, dikarenakan "ketabuan" ini akhirnya remaja justru mencari tahu dan bisa saja dalam "seeking" mereka, mereka terjebak dengan informasi "keliru" karena tidak disertai pendidikan dan bimbingan yang seharusnya mereka dapat dalam "seeking dat knowledge". Otis mengakui kesalahan itu dan dia mengungkapkan pemikirannya sebagai "konselor" yang sudah banyak sekali menangani masalah seks kliennya yang mana adalah teman-teman sebayanya, bahwa: ibunya memang seharusnya ada di sekolah itu, mendengarkan teman-teman sebayanya dan memberikan mereka saran dan mendidik mereka seputar pendidikan seks yang mereka perlukan tanpa adanya penghakiman.

Otis sadar betul berbicara seperti itu karena dia tahu bahwa Ibunya adalah therapist yang baik dan professional. Mr. Groff mengejeknya dengan mengatakan "oh dat redilicous" Tapi, tak disangka, para murid justru secara bergantian berdiri dan mulai speak up bahwa Dr. Milburn selalu ada dan mendengarkan semua hal terutama tentang seks tanpa penghakiman, bahkan salah seorang murid yang mana dia merasa bahwa ada yang tidak benar dengan kehidupan seksualnya, Dr. Milburn ada disana-mendengarkan dan menenangkan bahwa dia tidak apa-apa. Betapa hal tersebut sangat melegakan mereka sekali. Tetapi tetap saja Mr. Groff ga menerima itu semua dan masih keras kepala bahwa mereka masih anak-anak yang ga tahu apa. Yaaaa.. bukannya karena kita ga tahu apa-apa jadi kita mempunyai hak untuk tahu apa-apa?

Bagi saya Sex Education ga cuma sekedar drama remaja, drama ini benar-benar ngajarin banyak hal. Hampir semua episode di tiap season saya suka. Dia ga cuma memberi saya tontonan tentang adolence, perjalanan remaja dalam mencari diri mereka sendiri, entah itu hal-hal yang mereka suka atau tentang orientasi seksual mereka sendiri, benar-benar ngajarin yah memang sudah seharusnya kita itu mengenali tubuh kita sendiri, (lagi) drama ini memberi tontonan yang tabu seperti hubungan homo-dengan lebih manusiawi-yang ternyata sama aja ya kayak hubungan hetero, akeh drama, atau yang paling saya suka adalah episode Aimee yang mendapat pelecehan seksual dalam bus yang membuat dia trauma bahkan ke pacarnya sendiri, pada akhirnya beberapa teman cewe sekolahnya peduli Aimee dan menemaninya naik bus, scene itu mencontohkan apa itu women support women. Dan serius, ga cuma kehadiran Rahim yang gantengnya masyaallah, Viv juga bikin drama ini jadi lebih berwarna. I love Viv and I think I am team Rahim.

I can wait for season 3. Yey!


  • Share:

You Might Also Like

4 komentar

  1. Sebenarnya sex education sudah perlu diajari sejak sekolah soalnya kalau tidak, rasa penasaran usia remaja bakal menggebu-gebu mencari tahu.

    BalasHapus
  2. AKUUU ngefens sama Maive so muchhhh. Badass banget la dia tuh

    BalasHapus
  3. Setuju tuh, bukan karena kita nggak tau, jadi kita nggak boleh tau apa-apa.

    Apalagi edukasi sex sejak dini itu perlu, karena sekarang banyak remaja yang malah melakukan sex karena kurangnya pengetahuan dan pemahaman mereka akan resikonya.

    BalasHapus
  4. Sex edukasi sebenarnya tidak sekedar pengetahuan ilmiahnya saja tapi pemahaman budaya dan nilai-nilai kemanusiaan, bagaimana menghargai lawan jenis dengan cara yang baik.

    Sex selalu disangkutkan dengan perwujudan cinta, meski tidaklah salah, tapi perlu pengantar untuk memahaminya agak tidak ditelan mentah-mentah. Perlu orang tua atau orang yang paham menjelaskan hal ini.

    BalasHapus